Viral Pertalite Disebut Punya RON 86, Begini Jawaban Pertamina
Sumber Foto : tempo
Baru-baru ini viral di media sosial Twitter, sebuah unggahan hasil pengujian bahan bakar minyak (BBM) Pertalite menggunakan sebuah alat. Dalam pengujian tersebut, hasil nilai oktan Pertalite menunjukkan angka RON 86, padahal jenis BBM itu seharusnya memiliki RON 90.
"Ini namanya perampokan dan aparat melempem seperti kerupuk kena air," cuit akun Twitter, @yo2thok, yang melampirkan foto botol bensin Pertalite yang sedang diukur menggunakan alat dengan hasil angka RON 86.
Sontak unggahan tersebut pun viral di Twitter dan menjadi perbincangan warganet. Atas ramainya perbincangan tersebut, PT Pertamina (Persero) pun angkat bicara dan memberikan penjelasan atau klarifikasi.
Menurut Secretary Corporate PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, alat pengujian RON yang akurat harus mengacu pada metode standar seperti ASTM RON method. Sehingga seluruh proses pengujian dapat divalidasi dan alat yang digunakan juga selalu dikalibrasi.
"Dalam gambar tersebut, Pertamina tidak dapat memastikan alat yang digunakan dalam pengujian RON," kata Irto, dikutip dari Bisnis.com hari ini, Senin, 10 Oktober 2022.
Apabila pengujian pada gambar tersebut menggunakan Oktan Analyzer Portable, maka alat tersebut semestinya harus dibuktikan sudah dikalibrasi menggunakan certified reference material secara berkala.
Irto mengatakan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Industri Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) juga telah melakukan pengujian terhadap 6 sampel Pertalite di SPBU wilayah Jakarta. Dari hasil pengujian tersebut, didapatkan seluruh sampel menunjukkan hasil atau spek Pertalite masih sesuai dengan ketentuan.
"Seluruh sampel menunjukkan hasil atau spek Pertalite masih sesuai dengan ketentan Dirjen Migas No. 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu BBM Jenis Bensin RON 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri," ujar dia.
Untuk memperjelas pengujian tersebut, Irto turut membagikan sebuah tayangan video berisi penjelasan Ahli Bahan Bakar dan Pembakaran Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto. Video tersebut menjelaskan sebuah alat pengecekan resmi oktan BBM yang berstandar internasional. Alat yang digunakan PT Pertamina adalah Coordinating Fuel Research (CFR).
"Alat itu merupakan alat standar internasional yang cara kerjanya menduplikasi pembakaran di dalam mesin, sehingga bisa membuktikan ketahanan bahan bakar ngelitik. Hasil ujinya bisa dijadikan acuan," kata Tri dalam video tersebut.
ideo itu juga memperlihatkan adanya BBM yang diuji dengan alat portable dan CFR. Adapun CFR ini biasa dipakai untuk mengukur oktan bahan bakar dan untuk melakukan pengujian ini tak sembarang orang yang bisa melakukannya, hanya operator yang memiliki sertifikat yang bisa melakukannya.
Hasil pengujiannya, kedua alat yang digunakan tersebut menunjukkan hasil yang berbeda. Pada alat portable menunjukkan hasil Pertalite beroktan 87, sementara pengujian dengan CFR menunjukkan hasil nilai oktan 98,29.
"Hasilnya berbeda karena mesin CFR adalah alat uji oktan yang berlaku secara internasional dan cara kerjanya menduplikasi pembakaran dalam mesin," tutur Tri.
Dengan demikian, menurutnya CFR bisa membuktikan ketahanan bahan bakar terhadap ngelitik (knocking) yang hasilnya bisa menjadi acuan. Sementara itu, kalau alat oktan yang beredar di pasaran bekerja dengan mengukur sifat fisika kimia bahan bakar sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan acuan.
0 Comments