Soal Pawang Hujan di MotoGP Indonesia, Pakar: Ini Internasional Marketing!

Soal Pawang Hujan di MotoGP Indonesia, Pakar: Ini Internasional Marketing!

Aksi pawang hujan Rara Istiati Wulandari di MotoGP Mandalika sangat menyita perhatian. Bisa dibilang ini pertama kali dalam sejarah gelaran MotoGP di dunia. Umumnya saat hujan mengguyur lintasan, tidak ada ritual khusus yang dilakukan. Para pebalap dan kru MotoGP hanya menunggu di balik paddock sampai hujan mereda.
Tapi di MotoGP Mandalika, di saat para pebalap menunggu hujan mereda pawang hujan masuk ke lintasan dan menunjukkan aksinya. Wajar kalau para pebalap dan kru yang berada di paddock terlihat mengabadikan momen tersebut.

"Kalau orang lokal melihat itu biasa, itu biasa aja, pawang di mana-di mana ada dan diam-diam kerjanya, itu orang lokal kalau berpendapat. Tapi ini international marketing, beritanya menjadi seru karena ini dikenal sebagai warisan tradisi," ungkap Pakar manajemen dan guru besar ekonomi Universitas Indonesia Profesor Rhenald Kasali ketika dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (23/3/2022).
 

Menurut Rhenald, kehadiran pawang hujan dalam event international sekelas MotoGP merupakan salah satu strategi yang baik untuk menarik perhatian turis asing. Dengan begitu, ini bisa menjadi potensi turis asing makin banyak datang ke Indonesia sekaligus menonton perhelatan langsung MotoGP di Sirkuit Mandalika.

"Jadi dunia membangun cerita dengan gimmick-gimmick tertentu supaya turis datang. Nanti turis datang pengin melihat seperti apa sih serunya dan orang ingin berfoto dengan orang seperti itu kemudian ingin membeli cawannya seperti yang dipakai Si Ibu, karena caranya, berpakaiannya unik," beber Rhenald.

Penjabaran Rhenald ada benarnya. Bisa dilihat saat Rara beraksi, pebalap Monster Yamaha Fabio Quartararo pun mengikutinya. Quartararo tampak memutar-mutar sendok di atas mangkok. Aksi Rara dan Quartararo ini pun mendapat sambutan yang amat meriah. Bahkan akun resmi MotoGP mengucapkan rasa terima kasih karena Rara dan Quartararo berperan dalam meredakan hujan di saat MotoGP Mandalika digelar.
Rara tak sendiri, penyelenggara MotoGP Mandalika juga telah menggunakan teknologi modifikasi cuaca atau TMC agar cuaca cerah. Modifikasi tersebut berupa penyemaian awan konvektif di sekitar wilayah Sirkuit Pertamina Mandalika dengan menggunakan garam.Setiap harinya akan melakukan 2 sampai 3 kali penerbangan, dengan membawa 800 kilogram garam.

"Kalau mau memitigasi risiko kan harus pakai backup. Jadi kalau salah satu jalan dan dua-duanya berhasil ya alhamdulillah kalau begitu, manusia selalu menenangkan hatinya begitu," pungkas Rhenald.

Sumber : (Dina Rayanti) oto.detik.com

Tags