Banyak Kasus Mobil Harus Turun Mesin Cuma Gara-Gara Hal Sepele Ini

Banyak Kasus Mobil Harus Turun Mesin Cuma Gara-Gara Hal Sepele Ini

Sumber Foto : Andhika Arthawijaya/Otomotifnet

Beberapa hari lalu kami mengunjungi dua bengkel resmi salah satu pabrikan Jepang. Pertama di Pondok Gede, Bekasi, dan hari berikutnya di Pulogadung, Jakarta Timur. Nah, ada hal menarik yang kami temui di sana, yakni ada unit mobil yang mesinnya dibongkar hanya gara-gara hal sepele. Yup, yakni karena sering telat ganti oli mesin. Terdengar sepele bukan? “Baru-baru ini ada konsumen kami yang mesin mobilnya sampai macet gara-gara saluran olinya mampet akibat sludge,” beber Heru Priyanto, Service Manager dealer Suzuki Sumber Baru Aneka Mobil (SBAM) Pondok Gede. Ia lantas memperlihatkan bagian dudukan metal pada krus as, bahkan metalnya sendiri sampai baret parah.

Hal tersebut kata Heru akibat oli tidak mampu bersirkulasi sebagaimana mestinya ke bagian tersebut lantaran jalurnya tersumbat oleh sludge atau oli yang mengental sampai jadi lumpur. Sekadar info, pada bagian kruk as umumnya terdapat lubang kecil berisi oil jet, yang berfungsi menyemprotkan oli ke arah piston dan untuk melumasi kruk as nya sendiri. Nah, bila lubang-lubang tersebut tersumbat oleh sludge, otomatis oli mesin tidak akan bisa disalurkan ke bagian-bagian yang butuh pelumasan. Jadi, jangan sampai deh Anda sering telat ganti oli mesin mobil kesayangan. Apalagi bila mobil sering digunakan dan kerap terjebak macet. “Kalau saran saya untuk pemilik mobil yang tinggal di kota-kota besar seperti di Jakarta dan sekitarnya, bila saat mobil dipakai sering kena macet, sebaiknya lakukan penggantian oli lebih cepat dari anjuran pabrik,” saran Sumarno, punggawa Masmun Sukses Motor. Misalnya anjuran pabrik setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali (mana yang dicapai lebih dulu), sebaiknya ganti olinya di 7.000 atau 8.000 km.

Hal tersebut kata pria yang pernah jadi trainer mekanik di pabrikan Suzuki ini, lantaran saat terjebak macet mesin tetap bekerja keras. “Pada kondisi ini suhu mesin lumayan tinggi, sehingga membuat oli mesin rentan mengalami oksidasi lebih cepat,” jelasnya. Selain itu, lanjutnya, perhatikan spesifikasi oli yang digunakan, terutama soal kekentalan oli atau SAE-nya. "Jangan sampai dari pabrik dianjurkan pakai SAE 5W atau 0W, kemudian diganti jadi 10W atau 20W. Ini juga bisa mempercepat munculnya sludge,” tukas Sumarno. Sebab pada mobil-mobil modern, tingkat kekentalan oli yang dianjurkan tersebut kata Sumarno sudah dirancang sesuai sepesifikasi mesinnya. “Apalagi rasio kompresi mesin-mesin modern kan tinggi-tinggi, sehingga temperatur mesin jadi lebih tinggi. Kalau olinya tidak sesuai speknya, akan beresiko oli mengalami oksidasi lebih cepat,” tutupnya.

Sumber :

https://otomotifnet.gridoto.com/read/233363827/banyak-kasus-mobil-harus-turun-mesin-cuma-gara-gara-hal-sepele-ini

Tags